Alinea 6 : Kami tertawa Bahagia

Diam, Adalah Cara Melindungi Diri     

   Acara berikutnya adalah penampilan masing masing kelompok. Meski mereka dalam keadaan yang membuat jantung berdetak lebih kencang, saat mereka dipanggil, mereka telah melakukan yang terbaik. Penampilan mereka cukup baik, meski suranya sedikit tak terdengar karena mic yang kurang bagus. Aku bangga dengan kalian semua. Saat istirahat aku memang tidak makan. Ya biasalah, aku sedang mejadi pria yang sok kuat melindungi teman teman OSIS ku yang sedang makan karena kelaparan tetapi acra tak mungkin ditinggalkan begitu saja.
Mataku tertuju pada seorang wanita, iya benar, dia adalah Cinta. Aku mendekat kepadanya yang sedang makan bersama dengan kelompoknya.
    "Pada bawa makan apa nihh??" AKu bertanya sambil berdiri di dekat Cinta.
    "Hayo, makananny pada bener ga?" Dengan sedikit berlaga, aku memeriksa makanan mereka. Sungguh aku sedang cari perhatian saat itu.
Cinta memang hanya bereaksi biasa saja, mungkin diam adalah cara dia untuk melindungi diri dariku.

؀؀؀؀



        Acara telah selesai untuk hari ini. Papa sudah tidak ada di Bekasi, jelas tugas utamanya akan berpindah kepadaku, khususnya untuk menjaga mama. Malam ini aku ingat, aku berjanji akan mengantarnya ke pasar, maka aku tak berlama lama di sekolah dan segra pulang kerumah.
Sore itu, aku sempat membaca sekilas grup MPLS itu, mereka mulai ramai, saling bercanda dan meledek satu sama lain. Aku tak sempat untuk ikut dalam pembicaraan mereka. Sesampainya dirumah aku mengganti seragamku dengan baju rumahan dan celana pendek serta menggunakan jaket kesayanganku untuk segera mengantar mama.
Seperti biasa, tujuan ku diajaknya kepasar selain untuk menjadi supir, aku juga merangkap sebagai tukang parkir. Dia selalu berkata "Kamu tunggu sini ya, jagain motor. Biar ga bayar parkir". Sungguh pelit memang, tapi tak semua orang China aku akui pelit. Tetapi untuk orag tipe seperti mama ku ini, dia termasuk dalam spesies yang mengeluaarkan uag 1.000 rupiah pun enggan.
    "Ko, baca grup deh, ngakak dong."
    "Lagi pada ngomongin pelakor"
    "Hahahahha"
    "Itu ce siapa gitu, bahas bahas soal pelakor. Trus malah jadi ngomongin pelakor"
4 pesan itu masuk begitu saja, Itu adalah pesan dari Cinta. Aku tak mengerti apa yang sejujurnya terjadi di Grup MPLS, karna grup itu memang aku silent sejak tadi. Aku pun tak mungkin membaca isi pesan grup yang bisa sampai 100+ dalam waktu 15 menit.
    "Hah, pelakor?? Kok ngomongin gituan wwkwkwk, ce Awe?" Aku menjawab pesan itu.
    "Oiya ce Awe, gatau tuh ko gajelas wkwkw"
    "Gimana kok bisa ngomongin pelakor sih?"
    "Jadi ceritanya lagi ngomong jadi cewe tuh harus bisa masak kan. Trus ce Awe, bilang iya biar coiwonya betah dirumah dan ga direbut pelakor. Trus jadi pada ngomongin pelakor wkwkwk"
    "Jiah wkwkw jadi pelakor dibawa bawa dong di grup"
    "Lucu tau ko wkwkw, Jadi tuh harus bisa perhatian sama cowonya, trus jagain cowonya supaya ga direbut pelakor."
    "Hahaha bener banget kwkwkw"
Percakapan kami terus berlangsung tanpa henti. Dia pernah bilang, dia memang gampang untuk berkenalan dengan orang baru. Ya aku akui itu adalah pernyataan yang benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alinea 3 : Aku Terpikat Oleh Mu

Alinea 1 : Seharusnya Papa Mengerti Aku !

Alinea 4 : Mataku Terpana dan Hati Terpanah Sejak Awal Pandang