Alinea 8: Sepucuk Surat Cinta

     Surat dari Cinta memang bukan yang termanis, tetapi ada suatu rasa yang tidak tahu ada dalam hati aku saat membaca surat itu. 

      Hari terakhir MPLS seperti biasa diawali dengan berdoa, lalu disambut oleh pembukaan dari MC yang berkata bahwa surat yang kemarin dibuat harus diberikan saat itu juga. Mereka semua pun berdiri dan mencari kepada siapa surat itu akan diberikan. begitu pula Cinta, dia berjalan kearah ku. Saat itu sangat banyak sekali orang yang mengerumuni ku hingga aku tidak sadar akan surat yang dia berikan padaku. Semua surat itu aku kumpulkan, dan entah tidak tahu sepucuk surat mana yang diberikan oleh Cinta, aku hanya ingin membacanya di rumah.
Hari itu juga mereka di minta untuk mengumpulkan tanda tangan setiap OSIS. Aku ingat perisatiwa itu ketika Cinta menghampiri aku dan minta tanda tangan aku dan aku tidak memberikannya.
    "Nama gw masih salah nih !"
    "Bener ini"
    "Cari dulu nama lengkap gw, nanti gw tanda tanganin"
lalu dia pergi meninggalkan ku dan mencari tanda tangan yang lain. Maaf ya Cinta, tapi aku memperlakukan semua orang dengan sama. Tapi pada akhirnya kamu mendapatkan juga tanda tangan itu dari tangan ku.

        Sesampainya dirumah, aku mencoba membaca semua surat itu. Ada sekitar 25 - 35 surat yang aku terima. Aku membaca surat nya satu persatu hingga terbuka sebuah pucuk surat dengan kertas berwarna crem, dengan tulisan didepannya "Untuk kko Nicholas Antonius dari Cinta Kanti Ratana" dan tanda tangan dibawahnya
Aku mencoba membaca surat itu, sungguh aku merasa dag dig dug saat membaca itu. Pada lembar pertama dia membuat puisi tentang aku dan itu adalah hasil karyanya sendiri. Memang tak sehebat dan tak se puitis puisi yang aku baca di buku bahasa Indonesia. tetapi itu sungguh menyentuh, apalagi karena itu adalah hasil karyanya sendiri. Makasi ya Cinta, puisi mu sungguh indah. Di dalam puisi itu bercerita mengenai dia yang baru mengenalku beberapa saat, tetapi aku dan dia sudah dapat saling mengerti satu sama lain. Pertama kali aku bertemu kamu, aku bukanlah peramal. Tapi entah mengapa aku merasa kita sudah kenal dalam waktu yang lama, bahkan aku sudah tau kau kekanak kanakan dan sifat lain yang ada dalam dirimu.
Pada lembar kedua, dia menuliskan perasaan nya kepadaku dan di akhir surat tertulis " I Miss You Kko " dan tanda tangan dibawahnya. Aku berbunga bunga membacanya. Surat dari Cinta memang bukan yang termanis, tetapi ada suatu rasa yang tidak tahu ada dalam hati aku saat membaca surat itu.
؀؀؀؀


Hari ini pula menjadi hari terakhir MPLS yang ditutup dengan salam salaman dengan seluruh Siswa/i SMK Ananda sekaligus menjadi awal kisah ini akan dimulai dari perasaan ku yang muncul pada hari dia berulang tahun. Kisah kami tidak akan berhenti hanya sampai sini saja. Semakin hari aku semakin tertarik dengan dirinya. Aku semakin sayang dengan dia.
"Kko, besok pake baju apa?"
"Besok pake baju batik, rok putih, gesper jangan lupa ya !"
"Oke kko"
"Kalo Jumat pakai kaos berkerah putih ya, celana jeans."
"Kaos Berkerah?, Oke nanti aku beli kko"
"Iya kayak kaos Polo gitu"
"Kko, kalo mau beli gesper dimanaaa???"
"Kenapa gespernya?"
"Ilang, gatau kemana heheh"
"Ihh, ceroboh banget sih. Di Koprasi belinya, di gedung sebrang"
"Dimana itu kko?"
"Gw pinjemin aja ya ke Ce Lihan. Kalo baru beli besok, ga keburu"
"Ihh, gaenak ko. Malu ihh"
"Gpp, nanti gw pinjemin. Tinggal ngambil ya ntr"
"Malu kko ihh..."
"Gw temenin"
Begitulah salah satu sifat Cinta Kanti Ratana, Dia ceroboh, dia plin plan. Tapi aku tetap mencintai kekurangannya dan seperti Tuhan menghadirkan aku dalam hidupnya untuk melengkapi kekurangannya.

Tepat pada keesokan harinya, aku menghampiri dia. Aku memintanya menunggu aku di depan kelas. Sebelumnya aku juga ingin mengajaknya berfoto berdua, lantaran kami tidak berfoto saat MPLS, yang ada hanya beberapa foto aib Cinta yang masih aku simpan dan foto saat kami satu kelompok berfoto bersama.
Aku sengaja datang lebih pagi pada hari ini, hanya untuk menemuinya yang datang sangat pagi. Dia tiba disekolah pukul 06:00 dan paling lambat adalah 06:15. Dia adalah alasan ku untuk bangun pagi. Hari hari ku terasa Indah bersama dia. Kami mulai bercerita tiap malam melalui telpone. Aku sadar kamu juga merasa ada sesuatu yang berbeda antara kita.
Perjalanan belajar mengajar yang biasanya membosankan, kini aku memiliki penyemangat baru. Aku sangat on fire karena Cinta. Hari Kamis kami lalui seperti biasa.
"Kko, ini gespernya gmna?"
"Kata Ce Lihan, buat lu aja, dia punya banyak. Oiya, besok buat yang beragama Budha ada kebaktian ya jam 12-13 di aula seberang.
"Kebaktian apa ko?"
"Besok di infoin kok"
"Oke ko. Pulang sekolah ketemuan yuk hehehe"
"Ayuk kko"
"Gw tunggu pulang kebaktian ya."
Hari hariku semenjak ada Cinta menjadi terisi kembali. Setelah aku terpuruk dan sakit hati karena Cyntia, aku menemukan perempuan yang lebih baik. Bahkan lebih baik dari pada semuanya. Aku merasa sudah kenal lama dengan dia walau sejujurnya tak lebih dari 7 x 24 jam kami dipertemukan Tuhan. Seolah olah dia adalah cerminan diri ku.



Jumat

  Sepulang sekolah, aku menunggu Cinta sedang kebktian. Menjelang pukul 12 aku mendapat panggilan untuk datang ke SMP entah karena apa. Ahh, kebetulan sekali gedung SMP dekat dengan aula utama sehingga aku akan menunggu Cinta disana saja. Undangan aku hadir ke gedung SMP, karena aku akan mendapat sebuah JOB baru. Aku menerima pekerjaan itu dan mempersiapkan diri. Tepat pukul 13:00 Cinta mengirimi aku pesan.
Cinta : "kkooo"
Nicho: "Iya, udah selesai? lu dimana? Gw di deket tangga"
Cinta : "Udah kko, gatau nih dimana?"
Aku tak ingin mengulur waktu, meski muncul sebuah pertanyaan dalam diri ku " Masa gatau dimana?'. Aku langsung menelpon dia dan menanyakan bagaimana kondisi sekitarnya dan aku tahu dia berada di Kantin.
Aku mendatangi kantin, dan bertemu dengan Cinta. Aku mengajaknya kembali ke gedung SMK dan menunggu di sofa yang berada di loby. Kami berjalan berdua kesana.
"Lu, pulang naik apa?" aku bertanya saat kami berdua sudah sama sama duduk.
"Dijemput ko"
"Sama siapa?"
"Ojek langganannya mama"
"Ohh. gitu. udah minta jemput belum?"
"Lagi jalan ko"
"Gw tungguin ya"
Kami berdua duduk bersama, meski banyak dikelilingi orang orang disekitar yang membicarakan kedekatan kami. Kami berdua semakin akrab. Aku pun banyak bercanda dengan dia dan membuat dia tertawa walau dengan tergugub gugub.
"Ko, jemputannya udah sampe, aku pulang ya"
"Iya, hati hati yaaa"
"Tos dulu dong"
Itu adalah kali pertama aku merasakan tangannya yang halus, menyentuh kulit ku dengan lembut. Aaaa... Aku meleleh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alinea 3 : Aku Terpikat Oleh Mu

Alinea 1 : Seharusnya Papa Mengerti Aku !

Alinea 4 : Mataku Terpana dan Hati Terpanah Sejak Awal Pandang